Fauna Taman Nasional Ujung Kulon Bagian II

Sebagai Bahan Kunjungan Wisata Anda ke Taman Nasional Ujung Kulon Bagian mari kita bahas segala sesuatunya tentang Objek Wisata ini sebagai bahan untuk Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Banten Indonesia. Dan pembicaraan kita masih seputar Fauna Taman Nasional Ujung Kulon

BURUNG WILI-WILI (Esacus magnirostris )

Burung wili-wili merupakan jenis burung pantai terbesar yang biasa dijumpai berpasang-pasangan di daerah berpasir dan berkarang. Buruh ini mempunyai paruh yang besar, mata berwarn akuning cerah serta kepala dan sayap hitam pekat bergaris-garis putih. Karakteristik yang lain adalah selalu bergerak kebawah dan mengeluarkan suara kicauan yang sedih.

BURUNG DARA LAUT (Anous stolidos )


Burung ini mempunyai tengkuk hitam berukuran sedang dengan warna tubuh putih bergaris hitam dari mata sampai leher, berekor panjang membentuk garpu dengan sayap berbentuk sabit, dan menjadikan burung yang cantik ini dapat terbang dengan gesit dan tenang.

BURUNG CEKAKAK (Halcyon chloris)

Burung Cekakak mempunyai warna-arna ynag indah dengan paruh berwarna merah, leher cokelat, perut dan punggung berwrna jingga, sayap hitam bercampur biru cerah dan mengeluarkan suara kicauan yang jelas.

BURUNG KUCICA HUTAN (Copsychus saularis )

Burung ini berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya berwarna kemerahan, punggung putih dan suatu garis putih disepanjang bulu ekor.

BURUNG RANGKONG (Buceros rhinoceros)

Burung rangkong mempunyai kebiasaan hidup berpasang-pasangan dan cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri. Pada awal masa bertelur burung jantan membuat lubang yang terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang dan bertelurnya burung betina.kemudian burung jantan memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, dan berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda.


Spesies ini mempunyai ciri-ciri utama yaitu bulu tubuhnya berwarna hitam dan putih, perut putih, ekor putih dengan garis lebar hitam melintang, paruh bercula badak, berwarna orange kemerahan dan ukuran tubuhnya sebesar merak betina.

BURUNG ELANG ULAR/BIDO ( Spilornis cheela )

Elang berukuran sedang berwarna gelap, bulu badannya berwarna cokelat gelap, mahkota berupa jambul pendek, kulit yang tidak berbulu, diantara mata dan paruh khas berwarna kuning. Pada waktu terbang cirri khasnya adalah ekornya yang putih di tepi belakang. Elang yang belum dewasa mirip dengan dewasa tetapi bulu badannya lebih cokelat dan penutup telinga putih.

Biasanya elang ini hinggap pada dahan-dahan besar di tempat yang teduh di dalam hutan dimana mereka dapat mengawasi tanah dibawahnya. Hidupnya berpasang-pasangan. Makanannya biasanya ular, kadal, katak, dan kadang-kadang mamalia kecil. Sarangnya merupakan tumpukan ranting berlapis daun-daunan di hutan yang rapat.
MERAK ( Pavo muticus )

Merak biasanya dijumpai di padang pengembalaan. Jenis satwa ini adalah satu satwa yang khas dan sangat besar dengan jambul yang tegak di kepala. Merak jantan berbulu hijau berkilau pada leher dan dada serta memiliki ekor kipas yang lebih panjang dari merak betina, bulunya mempuyai bola bulat seperti mata.Merak biasanya memakan biji-biji-biji rumput, pucuk,daun, rayap, belalang dan reptile kecil lainnya. Pada malam hari bertengger di pohon-pohon yang tinggi yang jarang daunnya. Yang unik dari satwa ini adalah selalu memberi tanda bahaya bagi seluruh satwa yang ada di padang pengembalaan dengan suaranya yang keras.

AYAM HUTAN ( Gallus varius )

Ayam Hutan mempunyai rupa yang elok, bulunya didominasi oleh warna hijau kebiru-biruan terutama bulu-bulu leher, punggung dan pangkal sayap. Jengger ayam jantan tidak bergerigi. Paruh dan kakinya kekuning-kuningan dan putih pucat kemerahan. Ayam hutan sering bertengger dan berkokok di pagi dan sore hari, terutama jenis jantan, lalu mencari makan dan minum, beristirahat kemudian bersarang.

PENYU HIJAU ( Chelonia mydas )


Ukuran panjang tubuhnya maksimal 153 cm, sumber pakan utama adalah lamun (sea grass). Penyu Hijau mendapatkan namanya dari warna lemak tubuhnya, penyebaran di Taman Nasional Ujung Kulon meliputi wilayah pantai selatan Semenanjung Ujung Kulon dengan konsentrasi tertinggi di sekitar pantai Ciramea.

PENYU SISIK ( Eretmochelys imbricate )

Penyu sisik merupakan salah satu penyu berukuran kecil.Bentuk kepalanya meruncing dan mempunyai dua pasang sisik prefrontal (sisik yang berada di depan mata). Rahang tidak bergerigi, kerapas bertulang tanpa sudut dan memiliki sisik yang bertimpa tindih dan mempunyai 4 sisik lateral.Kerapas berbentuk elips.Lengan depan (flipper) mempunyai dua buah caka. Warna karapas pada umumnya coklat atau kuning, dan tukik yang baru menetas kebanyakan berwarna coklat dengan bertotol coklat mudapada setiap sisiknya. Ukuran dewasa sekitar 2,5 kaki sampai dengan 3 kaki (76-91 cm) pada karapasnya. Berat badan dewasa bias mencapai 40-60 kg.

Paruh penyu sisik yang meruncing memudahkannya untuk mencapai makanannyayang tersembunyi di dalam celah batu dan terumbu karang. Mereka memakan spon, anemone, cumi-cumi dan udang. Habitatnya biasa ditemukan di sekitar terumbu karang pesisir, daerah bebatuan, daerah muara, bakau dan juga daerah goba.Penyu sisik bersarang (bertelur) dengan selingan dua atau tiga tahun.Di setiap musimnya dapat bertelur dua hingga empat kali . Sarang berisi kurang lebih 160 butir telur, dan masa inkubasinya selama 6 hari.

Status internasional terdaftar sebagai hewan sangat langka Critically Endangered (menghadapi ancaman kepunahan yang tinggi di alam bebas untuk waktu yang singkat) berdasarkan IUCN.

BUAYA MUARA ( Crocodylus porosus)

Buaya muara atau buaya katak adalah sejenis buaya dengan moncong yang cukup lebar dan tidak mempunyai sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara merupakan jenis buaya terbesar yang hidup di dunia ini. PAnjang tubuhnya bias mencapai 12 meter.Termasuk ganas dan dikenal sebagai pemakan manusia. Sebaran sangat luas mulai dari India , Srilangka, Asia tenggara, Philipina sampai Australia Utara. Daerah penyebaran di seluruh perairan Indonesia seperti sungai-sungai dan di laut dekat muara. Sesuai dengan namanya, buaya ini hidup di habitat payau di pantai dan dibagian pasang surut dari sungai, selain itu juga di perairan air tawar. Berbiaknya di sungai atau rawa berair tawar. Kemampuan hidup rata-rata lebih dari 65 tahun.Dalam daftar CITES jenis buaya ini termasuk Apendix II, tetapi di negara0negara selain Australia dan Papua Nugini, termasuk dalam Apendix I. Status konservasi : Endangered.

BIAWAK ( Varanus salvator )


Satwa ini badannya panjang, mirip seekor kadal, mata kecil, kulit bersisik agak kasar berwarna abu-abu, kulitnya keras, gigi sangat tajam. Lidah bercabang di ujungnya, selalu menjulur-julur mirip ular.Bila berjalan gerakannya lambat, tetapi pada saat berburu mangsa atau mengejar biawak lainnya, ia dapat berlari dengan cepat. Walaupun penglihatannya kurang tajam, tetapi penciumannya sangat tajam.Satwa ini termasuk buas yang menyantap mangsa hidup atau mati. Gigitannya tidak berbisa, namun air liurnya mengandung racun yang sangat mematikan.

1 komentar:

Webmaster Sitesi mengatakan...

thanks so much...

Posting Komentar