Flora Taman Nasional Ujung Kulon Bagian II


Pembahasan kita tentang Ujung Kulon ini masih sekitar Flora yang terdapat di Sana sebagai bahan untuk Kenali dan Kunjungi Objek Wisata Ujung Kulon di Pandeglang Banten Indonesia.

BAYUR ( Pterospermum javanicum )

Bayur termasuk kedalam famili sterculiaceae, yang mempunyai cirri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 50 meter, kulit batang abu-abu, tajuk melebar dan berwarna coklat muda keemasan. Daunnya coklat merah karat pada permukaan bawah. Bentuk daun bundar telur.

Jenis ini dapat diperbanyak dengan biji, masa berbunganya terjadi sepanjang tahun. Pepagan kayunya digunakan sebagai obat sakit perut, disentri, bisul, sakit gigi, keseleo dan kulit melepuh.

TEUREUP ( Artocarpus elastica )

Teureup termasuk kedalam famili moraceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohonnya sampai 40 meter. Mempunyai tajuk bulat lebar.Berdaun besar dan buahnya berbentuk bulat berduri lunak melengkung berwarna kuning kecoklatan. Tanaman ini menyukai tempat yang panas dan lembab, tanah cukup air tetapi tidak sampai menggenang.

SEMPUR ( Dillenia obovata )

Sempur termasuk kedalam famili dilleniaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 27 meter, kayunya keras namun tidak awet. Penduduk setempat menganggap sebagai suatu pembentukan batu dalam masa kini yang berasal dari semacam pohon yang mereka sebut.Sempur Cai serta memiliki sifat dapat membatu dalam jangka waktu 10 tahun. Bila abu kayu terkena kulit kita akan terasa gatal-gatal.

SALAM ( Syzygium polyanthum )

Salam termasuk kedalam famili myrtaceae, yang mempunyai ciru utama sebagai berikut : tinggi pohon samapi 25 meter dan bertajuk teratur. Daunnya berbentuk bulat lonjong berwarn ahijau gelap dan bertangkai pendek. Bunganya harum dan tidak bertangkai. Pohonnya mudah dikenali karena kulit batangnya berbau harum. Daun mudanya dapat digunakan sebagai pelengkap sayur.

SALAK ( Salacca edulis )

Salak termasuk kedalam famili arecaceae, yang mempunyai cirri utama sebagai berikut : tumbuhnya berumpun, batang umumnya hamper tidak kelihatan Karena pohon tertutup oleh daun yang tersusun rapat yang menghalangi batang.

ROTAN SEEL ( Daemonorops melanochaetes )

Rotan seel termasuk kedalam famili arecaceae, yang mempunyai cirri utama sebagai berikut : tumbuhnya tunggal atau berumpun, tingginya samapai 15 meter. Daunnya berbentuk sirip, panjangnya sampai 4 meter, bagian ujung tulang daun memanjang Buahnya bulat berwarna coklat kekuningan.

Selain untuk bahan baku kerajinan tangan, ternyata umbut rotan ini pernah menjadi makanan khas di lingkungan Keraton Yogyakarta. Daun-daun yang tua dapat dimanfaatkan sebagai atap pada gubuk-gubuk di kebun.

PUSPA ( Schima wallichii )

Puspa termasuk kedalam famili theceae, mempunyai cirri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 50 meter, tidak berbanir, batangnya tegak dan lurus. Kulit luarnya berwarna coklat. Tajuk bulat dengan daun mudanya yang berwarna merah jambu.Puspa merupakan salah satu jenis utama dalam hutan primer. Jenis ini sering pula dijumpai dalam belukar, bahkan sebagai jenis pelopor dalam suksesi sekunder. Bungan dan buahnya dapat dijumpai sepanjang tahun.Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan.

LIANA GADEL ( Derris heterophylla )

Liana Gadel termasuk kedalam famili Fabaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : panjangnya antara 2-15 meter. Batang pangkalnya sebesar lengan bulat panjang. Daun muda lunak warna hijau muda. Masa berbunga sepanjang tahun. Jenis liana ini mampu tumbuh dengan baik di tempat kering tidak berawa. Batangnya digunakan sebagai racun ikan dan obat demam pada anak-anak.

LANGKAP ( Arenga obtusifolia )

Langkap termasuk ke dalam famili Arecaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tumbuh berumpun, tingginya antara 6-8 meter, batangnya lurus, berdaun sirip dan memiliki bunga yang menggantung berbentuk tandan. di TN. Ujung Kulon Langkap merupakan tumbuhan yang menjadi perhatian utama, karena tumbuhnya relatif cepat dan dapat menghambat pertumbuhan jenis tumbuhan lain.Buahnya yang sudah masak biasanya menjadi makanan badak, musang dan banteng

LABAN ( Vitex pubescens )

Laban termasuk kedalam famili verbenaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 25 meter, batangnya berwarna abu-abu. Ranting, perbungaan, tangkai daun dan permukaan bawah daun berbulu. Tajuk kelihatan hijau tidak teratur. Umumnya menyukai tempat terbuka dan hutan sekunder.

KONDANG ( Ficus variegata )

Kondang termasuk kedalam famili moraceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohonnya antara 20-40 meter, batang pohon berwarna coklat kekuningan, bentuk daun bulat telur.Buahnya terdapat pada batang/cabang berbentuk bulat merah. Masa berbunga antara bulan Januari-Desember.

KIKEMBANG ( Cananga spp )

Kikembang termasuk kedalam famili annonaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 30 meter, mempunyai tajuk lebar, batang umumnya bopeng-bopeng. Mempunyai daun tunggal tersusun melingkar. Bunga harum dan masanya sepanjang tahun. Memiliki buah dengan dagingnya yang tebal. Jenis ini biasanya diperbanyak dengan biji. Biji yang sudah tua berwarna coklat terlebih dulu dibersihkan kemudian kulitnya digosok agar bijinya mudah diresapi air untuk mempercepat pertumbuhannya.

KIHURANG ( Glochidion molle)

Kihurang termasuk kedalam famili euphorbiaceae, yang mempunyai cirri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 25 meter, tajuknya tidak teratur. Bentuk daunnya elips, bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah merah mengkilap.

KICALUNG ( Diospyros macrophylla )

Kicalung termasuk famili ebenaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohonnya sampai 46 meter, kadang-kadang berbanir. Kulit luar berwarna coklat. Mempunyai daun tunggal berbentuk lonjong. Buah berbentuk bulat. Bunganya berwarna putih dan harum.Masa berbunga antara bulan April sampai Oktober.Kicalung memiliki batang yang biasanya berbentuk tugu dengan tajuk yang bertumbuhan tinggi.Kayunya dapat digunakan sebgai bahan bangunan dan perkakas rumah tangga.


KIBUHAYA ( Leea aculeata )


Kibuhaya termasuk kedalam famili Leeaceae, merupakan tumbuhan perdu yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi antara 3-5 meter, berbatang lurus dan berduri berwarna hijau rumput, daun bersisip berbentuk bulat lonjong. Batangnya hampir sebesar pohon pisang. Mempunyai kayu yang sangat keras.Kibuhaya akan tumbuh lebih baik bila berada di dalam hutan, batangnya pun jauh lebih baik. Pohonnya akan berbatang tinggi besar dengan satu atau beberapa batang yang lurus. Kayunya dapat dibuat busur dan tongkat untuk tombak.


PULAI ( Alstonia angustiloba )


Pulai termasuk kedalam famili apocynaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 45 meter, mempunyai banir setinggi 4 meter. Batangnya lurus dan kulit luar halus berwarna abu-abu coklat, mempunyai getah berwarna putih. Daunnya tunggal tersusun seperti paying.Pohon ini sangat baik pertumbuhannya dan dapat dibiakkan dengan stek cabang, sehingga lebih mudah bertunas dan dalam waktu singkat menjadi pohon yang besar.

POHPOHAN ( Buchanania arborescens )

Pohpohan termasuk kedalam famili anacardiaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : pohonnya sejenis mangga tinggi mencapai 15 meter bertajuk lebar.

Nah teman-teman Sebangsa dan Setanah air dengan bahan yang sangat lengkap tentang Objek Wisata ini ini, mari kita Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Banten Indonesia, Terima Kasih!

Flora Taman Nasional Ujung Kulon Bagian I

Nah mari kita bahas segala sesuatunya tentang Objek Wisata ini sebagai bahan untuk Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Banten Indonesia. Pembahasan dari aspek Flora Taman Nasional Ujung Kulon.

KIARA ( Ficus sp )

Kiara termasuk kedalam famili moraceae, merupakan tumbuhan raksasa rimba yang berbatang besar, tajuknya rapat, daunnya berbentuk lonjong serta pohon yang dapat mematikan tumbuhan lain. Perkembangan kiara pencekik ini diduga berasal dari feces satwa liar pemakan buah ara yang dijatuhkan pada sebuah tajuk pohon. Biji akan berkecambah dan tumbuh sebagai efifit. Lambat laun ia akan mencekik batang inangnya hingga mati dalam kurun waktu tertentu, yang tinggal adalah tumbuhan yang semula epifit, kini menjadi pohon yang mampu berdiri sendiri.



KEDONGDONG HUTAN ( Spondias pinnata )

Kedongdong hutan termasuk kedalam famili anacardiaceae, yang mempunyai cirri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 40 meter batangnya berwarna abu-abu dan bergetah. Daun mudah luruh terutama musim kemarau. Tumbuhan ini biasanya ditanam dengan stek, lebih menyukai tanah yang subur dan lembab tetapi dapat tumbuh juga pada tanah berpasir.Daunnya biasa digunakan sebagai obat luka.

KANYERE BADAK ( Bridelia glauca )

Kanyere Badak termasuk kedalam famili euphorbiaceae, yang mempunyai ciri utama sebagi berikut : tinggi pohon sampai 23 meter, berbatang lurus, bulat tanpa banir akar ataupun alur.

HAMPELAS ( Ficus ampelas)

Hampelas termasuk kedalam famili moraceae, yang mempunyai cirri utama sebagai berikut : tinggi pohon samapi 40 meter, Daunnya kasar setelah kering. Getah mengandung air berwarna coklat kekuningan. Di bawah akar pohon bila dipotong memiliki sifat-sifat getah yang mengandung air berwarna coklat kekuning-kuningan dan rasanya pedas.

GEBANG ( Corypha elata )


Gebang termasuk kedalam famili arecaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : daunnya besar, bundar dan kaku.Berbatang lurus, tinggi sampai 30 meter, buahnya bulat dan kecil, bila menua daging buahnya beracun. Bagi penduduk di pesisir Indonesia Gebang cukup berperan dalam kehidupan sehari-hari. Daunnya yang besar sering digunakan untuk atap rumah dan kerajinan tangan.

GADOG ( Bischofia javanica )

Gadog termasuk kedalam famili euphorbiaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohon samapi 40 meter, batangnya lurus tanpa mata kayu ataupun berbanir.Jenis pohon ini dapat menghasilkan kayu indah untuk bahan bangunan. Daunnya dapat dipakai untuk menghalau serangga yang merugikan padi dan jagung.

DAHU ( Dracontomelon dao )

Dahu termasuk kedalam famili anacardiaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohon sampai 25 meter yang bertajuk bulat lebar. Batangnya tua berbanir, kulit batang berwarna coklat keabu-abuan. Daun berbentuk elips bertangkai pendek. Tumbuhan ini merupakan salah satu raksasa rimba dengan batang yang besar dan bertumbuhan tegak.

BURAHOL ( Stelechocarpus burahol )



Burahol termasuk kedalam famili Annonaceae, yang mempunyai ciri utama sebagai berikut : tinggi pohonnya mencapai 21 meter. Mempunyai batang yang lurus berwarna coklat tua, bentuk tajuk seperti kerucut. Buahnya berbentuk bulat berwarna coklat tua dan menggantung pada batang pohon. Burahol merupakan salah satu jenis buah-buahan yang mulai langka dan dikhwatirkan akan punah. Pohon ini mempunyai buah-buah yang bergelantung pada batangnya.Selain untuk bahan kosmetik burahol dapat pula berfungsi sebagai tanaman hias.

Nah teman-teman Sebangsa dan Setanah air dengan bahan yang sangat lengkap tentang Objek Wisata ini ini, mari kita Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Banten Indonesia, Terima Kasih!

Fauna Taman Nasional Ujung Kulon Bagian II

Sebagai Bahan Kunjungan Wisata Anda ke Taman Nasional Ujung Kulon Bagian mari kita bahas segala sesuatunya tentang Objek Wisata ini sebagai bahan untuk Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Banten Indonesia. Dan pembicaraan kita masih seputar Fauna Taman Nasional Ujung Kulon

BURUNG WILI-WILI (Esacus magnirostris )

Burung wili-wili merupakan jenis burung pantai terbesar yang biasa dijumpai berpasang-pasangan di daerah berpasir dan berkarang. Buruh ini mempunyai paruh yang besar, mata berwarn akuning cerah serta kepala dan sayap hitam pekat bergaris-garis putih. Karakteristik yang lain adalah selalu bergerak kebawah dan mengeluarkan suara kicauan yang sedih.

BURUNG DARA LAUT (Anous stolidos )


Burung ini mempunyai tengkuk hitam berukuran sedang dengan warna tubuh putih bergaris hitam dari mata sampai leher, berekor panjang membentuk garpu dengan sayap berbentuk sabit, dan menjadikan burung yang cantik ini dapat terbang dengan gesit dan tenang.

BURUNG CEKAKAK (Halcyon chloris)

Burung Cekakak mempunyai warna-arna ynag indah dengan paruh berwarna merah, leher cokelat, perut dan punggung berwrna jingga, sayap hitam bercampur biru cerah dan mengeluarkan suara kicauan yang jelas.

BURUNG KUCICA HUTAN (Copsychus saularis )

Burung ini berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya berwarna kemerahan, punggung putih dan suatu garis putih disepanjang bulu ekor.

BURUNG RANGKONG (Buceros rhinoceros)

Burung rangkong mempunyai kebiasaan hidup berpasang-pasangan dan cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri. Pada awal masa bertelur burung jantan membuat lubang yang terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang dan bertelurnya burung betina.kemudian burung jantan memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, dan berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda.


Spesies ini mempunyai ciri-ciri utama yaitu bulu tubuhnya berwarna hitam dan putih, perut putih, ekor putih dengan garis lebar hitam melintang, paruh bercula badak, berwarna orange kemerahan dan ukuran tubuhnya sebesar merak betina.

BURUNG ELANG ULAR/BIDO ( Spilornis cheela )

Elang berukuran sedang berwarna gelap, bulu badannya berwarna cokelat gelap, mahkota berupa jambul pendek, kulit yang tidak berbulu, diantara mata dan paruh khas berwarna kuning. Pada waktu terbang cirri khasnya adalah ekornya yang putih di tepi belakang. Elang yang belum dewasa mirip dengan dewasa tetapi bulu badannya lebih cokelat dan penutup telinga putih.

Biasanya elang ini hinggap pada dahan-dahan besar di tempat yang teduh di dalam hutan dimana mereka dapat mengawasi tanah dibawahnya. Hidupnya berpasang-pasangan. Makanannya biasanya ular, kadal, katak, dan kadang-kadang mamalia kecil. Sarangnya merupakan tumpukan ranting berlapis daun-daunan di hutan yang rapat.
MERAK ( Pavo muticus )

Merak biasanya dijumpai di padang pengembalaan. Jenis satwa ini adalah satu satwa yang khas dan sangat besar dengan jambul yang tegak di kepala. Merak jantan berbulu hijau berkilau pada leher dan dada serta memiliki ekor kipas yang lebih panjang dari merak betina, bulunya mempuyai bola bulat seperti mata.Merak biasanya memakan biji-biji-biji rumput, pucuk,daun, rayap, belalang dan reptile kecil lainnya. Pada malam hari bertengger di pohon-pohon yang tinggi yang jarang daunnya. Yang unik dari satwa ini adalah selalu memberi tanda bahaya bagi seluruh satwa yang ada di padang pengembalaan dengan suaranya yang keras.

AYAM HUTAN ( Gallus varius )

Ayam Hutan mempunyai rupa yang elok, bulunya didominasi oleh warna hijau kebiru-biruan terutama bulu-bulu leher, punggung dan pangkal sayap. Jengger ayam jantan tidak bergerigi. Paruh dan kakinya kekuning-kuningan dan putih pucat kemerahan. Ayam hutan sering bertengger dan berkokok di pagi dan sore hari, terutama jenis jantan, lalu mencari makan dan minum, beristirahat kemudian bersarang.

PENYU HIJAU ( Chelonia mydas )


Ukuran panjang tubuhnya maksimal 153 cm, sumber pakan utama adalah lamun (sea grass). Penyu Hijau mendapatkan namanya dari warna lemak tubuhnya, penyebaran di Taman Nasional Ujung Kulon meliputi wilayah pantai selatan Semenanjung Ujung Kulon dengan konsentrasi tertinggi di sekitar pantai Ciramea.

PENYU SISIK ( Eretmochelys imbricate )

Penyu sisik merupakan salah satu penyu berukuran kecil.Bentuk kepalanya meruncing dan mempunyai dua pasang sisik prefrontal (sisik yang berada di depan mata). Rahang tidak bergerigi, kerapas bertulang tanpa sudut dan memiliki sisik yang bertimpa tindih dan mempunyai 4 sisik lateral.Kerapas berbentuk elips.Lengan depan (flipper) mempunyai dua buah caka. Warna karapas pada umumnya coklat atau kuning, dan tukik yang baru menetas kebanyakan berwarna coklat dengan bertotol coklat mudapada setiap sisiknya. Ukuran dewasa sekitar 2,5 kaki sampai dengan 3 kaki (76-91 cm) pada karapasnya. Berat badan dewasa bias mencapai 40-60 kg.

Paruh penyu sisik yang meruncing memudahkannya untuk mencapai makanannyayang tersembunyi di dalam celah batu dan terumbu karang. Mereka memakan spon, anemone, cumi-cumi dan udang. Habitatnya biasa ditemukan di sekitar terumbu karang pesisir, daerah bebatuan, daerah muara, bakau dan juga daerah goba.Penyu sisik bersarang (bertelur) dengan selingan dua atau tiga tahun.Di setiap musimnya dapat bertelur dua hingga empat kali . Sarang berisi kurang lebih 160 butir telur, dan masa inkubasinya selama 6 hari.

Status internasional terdaftar sebagai hewan sangat langka Critically Endangered (menghadapi ancaman kepunahan yang tinggi di alam bebas untuk waktu yang singkat) berdasarkan IUCN.

BUAYA MUARA ( Crocodylus porosus)

Buaya muara atau buaya katak adalah sejenis buaya dengan moncong yang cukup lebar dan tidak mempunyai sisik lebar pada tengkuknya. Buaya muara merupakan jenis buaya terbesar yang hidup di dunia ini. PAnjang tubuhnya bias mencapai 12 meter.Termasuk ganas dan dikenal sebagai pemakan manusia. Sebaran sangat luas mulai dari India , Srilangka, Asia tenggara, Philipina sampai Australia Utara. Daerah penyebaran di seluruh perairan Indonesia seperti sungai-sungai dan di laut dekat muara. Sesuai dengan namanya, buaya ini hidup di habitat payau di pantai dan dibagian pasang surut dari sungai, selain itu juga di perairan air tawar. Berbiaknya di sungai atau rawa berair tawar. Kemampuan hidup rata-rata lebih dari 65 tahun.Dalam daftar CITES jenis buaya ini termasuk Apendix II, tetapi di negara0negara selain Australia dan Papua Nugini, termasuk dalam Apendix I. Status konservasi : Endangered.

BIAWAK ( Varanus salvator )


Satwa ini badannya panjang, mirip seekor kadal, mata kecil, kulit bersisik agak kasar berwarna abu-abu, kulitnya keras, gigi sangat tajam. Lidah bercabang di ujungnya, selalu menjulur-julur mirip ular.Bila berjalan gerakannya lambat, tetapi pada saat berburu mangsa atau mengejar biawak lainnya, ia dapat berlari dengan cepat. Walaupun penglihatannya kurang tajam, tetapi penciumannya sangat tajam.Satwa ini termasuk buas yang menyantap mangsa hidup atau mati. Gigitannya tidak berbisa, namun air liurnya mengandung racun yang sangat mematikan.

Fauna Taman Nasional Ujung Kulon Bagian I


BADAK JAWA ( Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822)

Sebagai Bahan Kunjungan Wisata Anda ke Taman Nasional Ujung Kulon Bagian mari kita bahas segala sesuatunya tentang Objek Wisata ini sebagai bahan untuk Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Banten Indonesia. Dan pembicaraan kita adalah sekitar permasalahan Fauna Taman Nasional Ujung Kulon

Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi Badak Jawa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Super Kelas : Gnatostomata
Kelas : Mammalia
Super Ordo : Mesaxonia
Ordo : Perissodactyla
Super Famili : Rhinocerptidea
Famili : Rhinoceratidea
Genus : Rhinoceros Linnaeus, 1758
Spesies : Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822

Badak Jawa termasuk ke dalam golongan binatang berkuku ganjil atau Perrisdactyla, mempunyai kulit tebal berlipat-lipat seperti perisai dari bahan tanduk sehingga satwa ini kelihatan seperti bongkah batu yang besar dan tubuhnya lebih besar dari Badak Sumatera ( Dicerorhinus sumetrensis ). Cula Badak Jawa jantan biasanya lebih besar dari betinanya, dimana cula Badak Jawa betina hanya berupa tonjolan di atas kepalanya (Veevers dan Carter, 1978; Prawirosudirjo, 1975). Tinggi rata-rata Badak Jawa antara 140-175 cm. Sedangkan panjang badannya 300 – 315 cm dan adapula yang pernah ditemukan dengan panjang mencapai 392 cm. Tebal kulitnya 25 – 30 mm, lebar kaki rata-rata 27-28 cm dan beratnya sekitar 2300 Kg. Panjang cula diukur mengikuti lengkungnya bisa mencapai 48 cm (Hoogerwerf, 1970). Penglihatan Badak jawa tidaklah tajam, tapi pendengarannnya maupun penciumannya sangat tajam. Badak dapat mengetahui adanya bahaya atau musuh yang kan datang walaupun sesungguhnya bahaya atau musuh itu masih terpaut jarak jauh dengan badak tersebut (Hoogerwerf, 1970; Prawirosudirjo, 1975). Kadang-kadang badak sanggup untuk menempuh jarak 15 – 20 km dalam sehari, tetapi sebaliknya sering berada beberapa hari dalam daerah yang tidak lebih dari 0,5 km 2 (Hoogerwerf, 1970).

BANTENG ( Bos javanicus )

Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi banteng dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Super Ordo : Eutheria
Ordo : Artiodactyla
Famili : Bovidae
Genus : Bos
Spesies : Bos javanicus

Banteng memiliki tubuh yang tegap, besar dan kuat dengan bahu bagian depannya lebih tinggi daripada bagian belakang tubuhnya. Di kepalanya terdapat sepasang tanduk. Pada banteng jantan tanduknya berwarna hitam mengkilap, runcing dan melengkung ke arah medio anterior, sedangkan pada banteng betina bentuk tanduknya lebih kecil. Pada bagioan dadanya terdapat gelambir yang dimulai dari pangkal kaki sampai leher tetap tidak mencapai daerah kerongkongan (Hoogerwerf, 1970). Menurut Hoogerwerf (1970) banteng memiliki penciuman dan pendengaran yang sangat tajam dibandingkan dengan penglihatannya. Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa penglihatan banteng tidak begitu tajam sehingga kemampuan utamanya untuk membedakan musuh-musuhnya tergantung pada kemampuan penciuman dan pendengarannya. Oleh karena itu arah angin sangat penting bagi banteng utnuk mempelajari kondisi lingkungannya. Warna tubuh banteng bervariasi dan dapat dipakai untuk membedakan jenis kelaminnya (Legakul dan McNeely ,1977). Banteng jantan mempunyai warna tubuh hitam, semakin tua umurnya semakin hitam warna tubuhnya. Banteng betina memiliki warna tubuh coklat kemerah-merahan, semakin tua umurnya maka warna tubuhnya akan semakin gelap (coklat tua). Pada anak banteng baik yang jantan maupun betina memiliki warna tubuh sama yaitu berwarna coklat sehingga sulit dibedakan jenis kelaminnya. Namun warna tubuh anak banteng baik jantan maupun betina lebih terang warna tubuhnya dibanding tubuh banteng betina dewasa. Hoogerwerf (1970) menyatakan pula bahwa tubuh banteng bervariasi menurut lokasinya. Banteng yang berada di daerah Jawa Barat umumnya berwarna lebih hitam dibanding banteng yang berada di daerah Jawa Timur yang berwarna lebih coklat. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi habitat dan iklim.

OWA JAWA (Hylobates moloch)

Owa Jawa merupakan salah satu primata di Ujung Kulon yang mempunyai habitat di kawasan Gunung Honje. Mempunyai ekor pendek, bulu halus berwarna abu-abu dan wajah hitam yang menyebabkan primata ini dinamai owa. Owa merupakan satwa monogamy sekali kawin dalam hidupnya, dan hidup dalam kelompok keluarga kecil yang terdiri dari seekor jantan, seekor betina dengan satu atau lebih anak.satwa dewasa muda meninggalkan kelompoknya untuk selanjutnya menjelajahi hutan untuk mencari pasangan hidup dan daerah kekuasaan yang baru.
MACAN TUTUL ( Panthera pardus ).


Mempunyai warna dasar bulu coklat muda kekuning-kuningan dengan tutul hitam kecoklatan pada seluruh tubuhnya yang terlihat amat jelas. Tutul-tutul umumnya mengelompok berupa bercak yang tersusun merupakan kembangan. Panjang tubuhnya dapat mencapai 130 cm.



KANCIL (Tragulus javanicus)


Kancil mempunyai badan hanya sekitar 20-25 cm dengan kulit berwarna cokelat kemerah-merahan serta tubuh bagian bawah berwarna putih, kancil jantan tidak mempunyai tanduk tetapi mempunyai gigi taring yang yang memanjang keluar dari mulutnya.habitat kancil berada di dalam hutan dan mereka sangat jarang berkeliaran di kawasan pantai dan semak belukar.



RUSA (Cervus timorensis)

Rusa berukuran tubuh sedang, panjang tubuh jantan seluruhnya hampir 2 meter, sedangkan untuk rusa betina lebih pendek dari yang jantan (1,7m) (Bemmel,1949). Rusa jantan tua kelabu dan lebih gelap. Dibagian dalam telinga terdapat bagian yang putih tidak jelas tapi akan jelas pada rusa yang masih muda. Tanduk pada rusa jantan mulai tumbuh saat berumur 15-17 bulan.Pertumbuhan tanduk akan terhenti pada umur 15 tahun. Rusa menyukai tempat-tempat terbuka seperti padang rumput.Sebagai tempat berlindung, rusa sering menggunakan hutan atau daerah penuh semak belukar.

JELARANG (Ratufa bicolor )

Jeralang mempunyai warna bulu hitam mengkilap, merah, kuning (krem) dan coklat muda kekuning-kuningan, dengan habitat yang paling disukai adalah ruang diantara pohon-pohon yang tinggi. Dalam keadaan bahaya jeralang akan mengeluarkan suara menderak yang keras disertai gerakan menyentak dengan ekor yang panjang.
LUTUNG (Tracypithecas auratus )


Lutung berwarna coklat kehitaman dan mengkilap, memiliki tubuh ramping dan berekor panjang, Kelompok lutung tidak seperti kelompok kera, lutuk terdapat dalam kelompok yang lebih kecil hanya terdiri dari seekor jantan dewasa, beberapa betina dan anak mereka.


KERA EKOR PANJANG (Macaca fascicularis)


Kera dewasa mempunyai warna rambut cokelat kekuningan sedangkan kera yang kecil berwarna hitam. Dalam kehidupan sosialnya kera membentuk kelompok dan diantara kelompok tersebut mempunyai daerah jelajah (home range) sendiri-sendiri.


MUSANG ( Paradoxurus hermaphoditus )


Musang hidup di atas-atas pohon, tidur pada malam hari dalam liang pohon atau pada percabangan yang lebat seperti pada aren dan langkap. Bulu badannya tebal, berwarna kelabu kecoklatan. Pipi dan moncong kehitaman dengan bercak putih di bawah mata. Musang merupakan salah satu satwa pemakan buah langkap yang telah masak. Saat ini lebih mudah dijumpai pada saat musim hujan.

Tipe EkosistemTaman Nasional Ujung Kulon

Hutan Pantai
Dimulai dengan formasi pes caprae yang merupakan vegetasi pioner terdapat di sepanjang tepi pantai barat dan selatan. Di atas pasir dekat dengan garis pasang tertinggi antara lain dijumpai Ipomoea pes-caprae (katang-katang), Spinifex littoreus (jukut kiara), Desmodium umbellatum (kanyere laut) dan Sophora tomentosa (tarum). Di Sepanjang pantai selatan di atas bukit pasir menghadap laut terdapat Pandanus tectorius (pandan) membentuk tegakan-tegakan murni dan Pandanus bidur (bidur) walaupun agak jarang.

Selanjutnya di lapisan lebih dalam ditemui Lantana camara (cente), Hibiscus tiliaceus (waru), Thespesia populnea (waru laut), Tournefortia argentea (babakoan). Lebih turun ke dalam ditemui Drypetes sumatrana (taritih), Laportea stimulans (pulus). Tepat di belakang bukit pasir yang datar dan lembab ditemui Arenga obtusifolia (langkap), Corrypha utan (gebang) dan jenis palma lainnya. Kadang-kadang tegakan pandan diganti oleh formasi Barringtonia karena tanahnya lebih lembab dan terlindung oleh angin.

Formasi Barringtonia di pantai selatan di tandai oleh adanya Barringtonia asiatica (butun), Cerbera manghas (bintaro), Terminalia catappa (ketapang), Eugenia spp (kopo), Hernandia peltata (kampis), Calophyllum inophyllum (nyamplung), Buchanania arborescens (renghas) dan Pongamia pinnata (malapari). Formasi ini juga hidup di pantai utara, di atas pasir karang dalam jalur memanjang sempit dari pantai ke arah dalam sejauh 5-15 m. Di tempat-tempat tertentu yang terbuka di bagian barat daya di temui Pemphis acidula (cantigi) dan Ardisia humilis (lampeni).

Hutan Rawa Air Tawar
Hutan ini dicirikan dengan jenis-jenis Typha ( Thypa angustifolia ), Teki (Cyperus Spp.), Walingi ( Cyperus pilosus ), dan Lampeni ( Ardisia humilis ), yang kadang-kadang membentuk tegakan murni. Pohon yang terdapat di daerah ini antara lain dari familia Palmae misalnya Salacca edulis (salak) dan Caryota mitis (sayar). Hutan ini umumnya berbatasan dengan hutan hujan. Hutan rawa musiman ini terdapat di bagian Utara Semenanjung Ujung kulon dekat dengan Tanjung Alang-alang, Nyiur, Jamang, dan sungai Cihandeuleum.


Hutan Hujan
Tipe hutan hujan ini hampir menutupi sebagian besar Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Pulau Peucang dan Gunung Honje. Hutan hujan di tandai dengan banyaknya palma dari berbagai spesies terutama Arenga obtusifolia (langkap) yang sering dijumpai dalam tegakan murni di daerah yang letaknya rendah. Spesies palem yang lain adalah Oncosperma filamentosa (nibung), Arenga pinnata (aren), Cayota mitis (sayar), Areca catechu (jambe), Areca pumida (bingbin), Corypha gebanga (gebang), Licualia spinosa (kaman), calamus spp. dan Daemonorops spp. (rotan). Selain itu terdapat spesies Lagerstroemia flos-reginae (bungur), Ficus spp. (kiara), Diospyros macrophylla (kicalung), Vitex pubescens (laban), Antocephalus chinensis (hanja) dan Planconia valida .

Di daerah yang relatif terbuka seperti di dataran tinggi Telanca mempunyai sedikit pohon besar tetapi rapat oleh semak dan tumbuhan sekunder seperti Achasma spp . (tepus), Nicolaia spp . (honje), Donax cannaeformis (bangban), dan Lantana camara (cente) yang bercampur dengan berbagai jenis rotan dan kadang-kadang terdapat Eugenis polyantha (salam) dan Leea spp . (sulangkar) serta beraneka ragam spesies liana misalnya Cayratia geniculata (areuy kibarela), Ziziphus tupula (Areuy jinjing kulit), Uncaira sp. (Areuy kolebahe) dan Embelia javanica (Areuy kecembeng).

Gunung payung mempunyai hutan primer yang rimbun dan lebih mencirikan vegetasi pegunungan, dengan pohon Dillenia excelsa (kisegel), Pentaca polyanatha (sigeung), Vitex pubescens (laban) dan lain-lain.

The Land of Taman Nasional Ujung Kulon

The highest points in the park are the 620 metre Gunung Honje, the Gunung Payung Range peaks of up to 500 metres and Panaitan Island's Gunung Raksa at 320 metres. In the central section of the Peninsula is a large region of wilderness known as the Telanca Plateau which reaches 140 metres above sea level, however most consist of low rolling terrain seldom morre that 50 metres above sea-level.

Surrounded by unusually warm warters, seldom varying from between 29o to 30o C. The coastlines of the park are moulded by the sea around them, battered by thee Indian Ocean, the long, sandy beaches of the south coast are backed by dunes, lagoons and forest broken by rocky outcrops - a wild and windswept shoreline.

The west coat's reef -lined shore has cliffs, promontories and towering sea-stacks along sand and boulder beaches of white sands and coral banks with islands, eestuaries, swamps and forest lined shores.

Along each coastline is a variety of seascapes which, in all their diveresity, offer a wide range of absorbing shoreline experiences.

GEOLOGY

The events that led to the formation of the land we know as Ujung Kulon began about 200 million years ago when what is now the Indian continent broke away from the super-continent of Goandwanaland. It collided with the Asian continent creating huge ripples acrross the earth's crust forming the snow-claad Himalayas along with Sumatra's mountaain rarnge, Bukit Barisan.

It is believed that the Ujung Kulon Peninsula and the Gunung Honje raange were at that time the southern end off the Bukit Barisan Range as Java and Sumatra were connected by a land-bridge. Then 20,000 to 15,000 years ago, the land-bridge collapsed to eventually form the Sunda Straits about 9,500 years ago.

However the period when the Straits was fformed is somewhat contradicted by aan intriguing account in an early Javanese chroniclee The Book of Kings. It states that in thee year 416 A.D. the mountain Kapi (Krakatau) "burst into pieces aand sunk into the deepest of the earth' and the seas flooded the land from Gunung Gede near Bogor to the mountain Raja Basa in southern Sumatraa. The chronicle concludes:- "After the waters subsided the mountain Kapi and the surrounding land becaame sea and the island of Java was divided into two parts".

It is curious fact that no sea straits between Sumatra and Java wa known before the 1100's by the far-ranging Chinese and Arabian traders and later European explorers.

Beneath the mountains and forest of Ujung Kulon, carved by the thousand of centuries of rain, wind and sea, are the foundations of the land - a young mountain system formed over the older strata of the Sunda Shelf.

Geoligacally, the Ujung Kulon Peninsula, Gunung Honje and PAnaitan Island are al part of this young Tertiary mountain system whilee the central part of Ujung Kulon is of older limestone formations wwhich have been covered by alluvial deposits in the north aand sand-stone in the south.

Much of the underlying rocks and early soils of the park are covered by volcanic ash, in places up to 1 metre deep, a legacy from the Krakatau erruptions.

The mountain ranges were all formed by the same folding event in the Mioocene period creating beneath the forest of the Gunung Honje Range an eastward tilting mountain block.

A reminder of this activity is a geological fault line situated off the Tamanjaya coastline. It bisects the park beneath the isthmus as it passes through the Sunda Straits connecting the volcanic island of Krakatau to a major tectonic fault line to the south of Indonesia.

Potensi Wisata Kabupaten Pandeglang


Sejauhmana Potensi Wisata di Kabupaten Pandeglang Banten? Mari kita bahas segala sesuatunya tentang Potensi Objek Wisata di Kabupaten Pandeglang sebagai bahan untuk Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Banten Indonesia.

PANTAI CARITA
Pantai ini memiliki material dasar pasir putih agak kecoklatan dengan latar belakang pegunungan yang berhutan. Terletak di jalur jalan Labuan Cilegon. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan adalah wisata bahari. Dikawasan pantai Carita dilengkapi dengan dua dermaga mini yang berfungsi sebagai pelabuhan untuk kapal pesiar yang akan mengunjungi kawasan Tanjung Lesung, Kawasan Sumur, Ciputih dan Taman Nasional Ujung Kulon. Ke arah timur di daerah perbukitan terdapat Hutan Wisata, yang didalamnya terdapat air terjun yang masih alami yaitu Curug Gendang.

This beach has basic material of brownish white sand with mountain forest background. Located on the traffic course of Labuan - Cilegon. There is maritime tourism. Equipped with two piers that function as an harbor for the tourist boat that will visit Tanjung Lesung area, Sumur area, Ciputih area and Ujung Kulon National Park. To the east is hill area where there is tourism forest and in the forest there is natural waterfall called Curug Gendang.

KAWASAN WISATA TANJUNG LESUNG
Hijaunya alam dan angin di tepi pantai berpasir putih serta terdapat fasilitas hotel dengan gaya alami yang membuat kita merasa betah dan santai untuk melakukan berbagai atraksi olah raga pantai

Green nature and gentle wind on the white sand beach along with hotel facilities with natural design make us feel at ease and relax to do various beach sport

KAWASAN PANTAI BAMA
Merupakan suatu kawasan wisata yang sedang dipersiapkan untuk tujuan wisata bawah laut. Taman laut banyak terdapat disekitar pulau Popole dan Liwungan. Dengan berbagai macam satwa laut, ikan hias, terumbu karang yang cantik dan unik

The beach is in preparation for under water tourism destination. Marine Park is found around Popole and Liwungan with various marine life, decorated fish, beautiful and unique sea coral

PANTAI CIPUTIH
Kawasan Wisata di Kabupaten Pandeglang yang terletak di Ujung Barat Pulau Jawa ini banyak terdapat Pantai Indah berpasir putih seperti Pantai Legon, Pantai Sumur, Pantai Muara Baru Tanjungan, Pantai Dadap Langun, Pantai Keusik Panjang dan Pantai Ciputih serta pulau-pulau kecil yang memiliki keindahan dasar laut seperti Pulau Umang, Pulau Oar, Pulau Mangir dan Pulau Badur.

Located at the westernmost Java Island. In this area there are many beautiful white sand beaches like Legon Beach, Sumur Beach, Muara Baru Tanjungan Beach, Dadap Langun Beach, Keusik Panjang Beach anc Ciputih Beach along with small islands that have underwater beauty like Umang Island, Mangir Island and Badur Island.

PEMANDIAN CIKOROMOY
Bagi anda yang suka berenang dapat mengunjungi Kolam Renang Alam Cikoromoy yang terletak di Kecamatan Cimanuk + 12 km dari Kota Pandeglang airnya jernih dilatarbelakangi pemandangan indahnya Gunung Karang.

For you who like to swim can go to Cikoromoy Natural Swimming Pool that located in Cimanuk sub district about 12 km from Pandeglang City. The water is clear with beautiful background of Karang Mountain.

CURUG GENDANG
Terletak di areal wisata Perhutani tidak jauh dari Pantai Karangsari Carita. Ketinggian air terjun ini + 15 m, areal ini bisa digunakan untuk camping ground dan dibawah air terjun ini bisa digunakan untuk mandi atau berenang.

This waterfall is located in the vicinty of forest tourism not far from Karangsari Carita Beach about 15 meters high. This area can be used as camping ground and swimming below the waterfall as well.

PEMANDIAN AIR PANAS BELERANG CISOLONG

Pemandian alam air panas dengan sumber mata air belerang dari Gunung Karang, yang terdapat di Kecamatan Kaduhejo 10 km dari Kota Pandeglang

Hot spring bathing place with sulphur spring water source from Karang Mountain that is located in Kaduhejo 10 km from Pandeglang city.

WISATA GUNUNG KARANG
Gunung Karang terletak di sebelah barat Pusat Kota Pandeglang yang memiliki keindahan alam pegunungan.



PEMANDIAN ALAM CITAMAN
Merupakan tempat pemandian alami di Kaki Gunung Pulosari. Pemandangan disekelilingnya sangat indah. Terletak di Kecamatan Jiput.

This a natural bathing place at the foot of Pulosari Mountain has beautiful surrounding is located in Jiput Sub District.

TAMAN NASIONAL UJUNG KULON
Merupakan habitat dan tempat perlindungan sejumlah satwa langka yang terancam kepunahannya salah satunya adalah Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus). Terdapat juga jenis Flora dan Fauna Langka lainnya. Dideklarasikan oleh UNESCO sebagai Natural World Heritage Site, kawasan ini terdiri dari Pulau Handeuleum, Pulau Peucang, Pulau Panaitan, Gunung Honje Utara dan Taman Jaya dengan luas keseluruhan 136,655 ha

Ujungkulon National Park is habitat and protective place for a number of rare animals that threatenead with extinction. One of them is Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) along with hundreds species of rare flora and fauna. Were declared by UNESCO, as World Natural Heritage Site. This area consists of Handeuleum Island, Peucang Island, Panaitan Island, North Honje Mountain and Jaya Park with total area 136,655 ha.
Nah teman-teman Sebangsa dan Setanah air dengan bahan yang sangat lengkap tentang Potensi Objek Wisata ini ini, mari kita Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Banten Indonesia, Terima Kasih!

Kunjungi Kota Bau-Bau

Kota Bau-Bau atau Baubau adalah sebuah kotamadya atau kota otonom di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Bau-Bau memperoleh status kota pada tanggal 21 Juni 2001 berdasarkan UU No 13 Tahun 2001.

Hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2006 berjumlah 122.339 jiwa. Dari jumlah tersebut, terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 57.027 jiwa (46,61%) dan perempuan 65.312 jiwa (53,39%).

Nilai PDRB daerah Kota Bau-Bau berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007 sebesar Rp1.254,49 miliar, sedangkan berdasarkan harga konstan sebesar Rp586,32 miliar.[1]

Pada 19 Februari 2005, Bau-Bau diguncang gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Pada awalnya, Bau-Bau merupakan pusat Kerajaan Buton (Wolio) yang berdiri pada awal abad ke-15 (1401 – 1499). Buton mulai dikenal dalam Sejarah Indonesia karena telah tercatat dalam naskah Nagarakretagama karya Prapanca pada Tahun 1365 Masehi dengan menyebut Buton atau Butuni sebagai Negeri (Desa) Keresian atau tempat tinggal para resi dimana terbentang taman dan didirikan lingga serta saluran air, dengan rajanya bergelar Yang Mulia Mahaguru. Cikal bakal negeri Buton untuk menjadi sebuah Kerajaan pertama kali dirintis oleh kelompok Mia Patamiana (si empat orang) yaitu Sipanjonga, Simalui, Sitamanajo, Sijawangkati yang oleh sumber lisan di Buton mereka berasal dari Semenanjung Tanah Melayu pada akhir abad ke-13.

Kejayaan masa Kerajaan Buton (Wolio) sampai Kesultanan Buton sejak berdiri pada tahun 1332 sampai dengan 1960 telah banyak meninggalkan warisan masa lalu yang gemilang, yang sampai saat ini masih dapat disaksikan berupa peninggalan sejarah, budaya dan arkeologi. Saat ini wilayah bekas Kesultanan Buton telah berdiri beberapa kabupaten dan kota yaitu: Kabupaten Buton, Kabupaten Muna, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton Utara dan Kota Bau-Bau.

Kunjungan Wisata

Kunjungan Wisata